I. PENDAHULUAN
Aspirin atau asam
asetilsalisilat (asetosal) adalah ester dari asam asetat dan asam salisilat
(yang berperan adalah gugus alkohol).Meskipun suatu ester asam asetat dapat
dibuat dengan interaksi langsung asam asetat dengan alkohol atau fenol , par
ahli kimia biasanya menggunakan turunan asam asetat yaitu anhidrida asetat
sebagai zat pengasetilasi . Reaksi pembentukan ester
dengan anhidrida asetat jauh lebih cepat dibandingkan menggunakan asam asetat .
Biasanya sebagai katalis digunakan asam sulfat.
II. TUJUAN
II. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah melakukan sintesis aspirin dari asam salisilat dan asam asetat dengan metode asetilasi
I III. TEORI
Aspirin
adalah asam organik lemah yang unik diantara obat-obat AINS dalam
asetilasi (dan juga inaktivasi) siklo-oksigenase irreversible. Aspirin cepat
dideasetilasi oleh esterase dalam tubuh, menghasilkan salisilat yang mempunyai efek
anti-inflamasi, antipiretik dan atau analgesik. Efek antipiretik dan
anti-inflamasi salisilat terjadi karena penghambatan sintesis prostaglandin di
pusat pengaturan panas dalam hipotalmus dan perifer di daerah target (Mycek,
2002).
Pembuatan aspirin sintesis dapat dibagi menjadi
dua, yaitu (Fessenden, 1990):
1. Sintesa Aspirin menurut Kolbe. Pembuatan asam
salisilat dilakukan dengan Sintesis Kolbe, metode ini ditemukan oleh ahli kimia
Jerman yang bernama Hermann Kolbe. Pada sintesis ini, sodium phenoxide
dipanaskan bersama CO2 pada tekanan tinggi, lalu ditambahkan asam untuk
menghasilkan asam salisilat. Asam salisilat yang dihasilkan kemudian di
reaksikan dengan asetat anhidrat dengan bantuan asam sulfat sehingga dihasilkan
asam asetilsalisilat dan asam asetat.
2.
Sintesa
Aspirin Setelah Modifikasi Sintesa Kolbe oleh Schmitt.
Larutan sodium phenoxide masuk ke dalam revolving heated ball mill yang memiliki tekanan vakum dan panas (130 oC). Sodium phenoxide berubah menjadi serbuk halus yang kering, kemudian dikontakkan dengan CO2 pada tekanan 700 kPa dan temperatur 100 oC sehingga membentuk sodium salicylate. Sodium salicylate dilarutkan keluar dari mill dan lalu dihilangkan warnanya dengan menggunakan karbon aktif. Kemudian ditambahkan asam sulfat untuk mengendapkan asam salisilat, asam salisilat dimurnikan dengan sublimasi. Untuk membentuk aspirin, asam salisilat di reflux bersama asetat anhidrat di dalam pelarut toluene selama 20 jam. Campuran reaksi kemudian di dinginkan dalam tangki pendingin aluminium, asam asetilsalisilat mengendap sebagai kristal besar. Kristal dipisahkan dengan cara filtrasi atau sentrifugasi, dibilas, dan kemudian dikeringkan. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
Larutan sodium phenoxide masuk ke dalam revolving heated ball mill yang memiliki tekanan vakum dan panas (130 oC). Sodium phenoxide berubah menjadi serbuk halus yang kering, kemudian dikontakkan dengan CO2 pada tekanan 700 kPa dan temperatur 100 oC sehingga membentuk sodium salicylate. Sodium salicylate dilarutkan keluar dari mill dan lalu dihilangkan warnanya dengan menggunakan karbon aktif. Kemudian ditambahkan asam sulfat untuk mengendapkan asam salisilat, asam salisilat dimurnikan dengan sublimasi. Untuk membentuk aspirin, asam salisilat di reflux bersama asetat anhidrat di dalam pelarut toluene selama 20 jam. Campuran reaksi kemudian di dinginkan dalam tangki pendingin aluminium, asam asetilsalisilat mengendap sebagai kristal besar. Kristal dipisahkan dengan cara filtrasi atau sentrifugasi, dibilas, dan kemudian dikeringkan. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
2C6H5ONa +
2H2O
2C6H5OH + 2NaOH
Phenol Sodium Phenoxide
ONaC6H4COONa + C6H5OH
2C6H5ONa + CO2
Sodium salicylate
OHC6H4COOH + Na2SO4
ONaC6H4COONa + H2SO4
Asam salisilat
OHC6H4COOCH3 + H2O
OHC6H4COOH + (CH3CO)2O
Asetat
anhidrid Aspirin
Berdasarkan
proses ini, untuk menghasilkan 1 ton asam salisilat, dibutuhkan phenol 800 kg,
NaOH 350 kg, CO2 500 kg, Seng 10 kg, Seng Sulfat 20 kg, dan karbon aktif 20 kg.
Aspirin dalam bentuk tablet
mengandung asam asetilsalisilat 0,5 g. Dimaksudkan untuk mengatasi segala rasa
sakit terutama sakit kepala dan pusing, sakit gigi, pegal linu dan nyeri otot,
demikin juga pilek, indfluenza dan demam. Efek terapeutik aspirin, menghambat
pengaruh dan biosintesa dari pada zat-zat yang menimbulak rasa nyeri, demam dan
peradangan (prostaglandin, kinin), days keria antipiretik dan analgetik dari
pada aspirin diperkuat oleh pengaruhnya langsung terhadap susunan saraf pusat
(Dirjen POM, 1979).
Efek samping aspirin yang
sering terjadi adalah indikasi tukak lambung atu tukak peptik yang kadang –
kadang disertai anemia sekunder akibat perdarahan saluran cerna (Tjay, 2002).
Salisilat merupakan obat yang paling banyak
digunakan sebagai analgesic, antipiretik, dan anti-inflamasi. Aspirin dosis
terapi bekerja cepat dan efektif sebagai antipiretik. Dengan dosis ini laju
metabolisme juga meningkat. Pada dosis toksik obat ini justru memperlihatkan
efek piretik sehingga terjadi demam dan hiperhidrosis pada keracunan berat
(Ganiswarna, 1995).
Asam asetil salisilat
diabsorbsi cepat dan mencapai suatu persentase yang tinggi setelah pemberian
secara oral. Bagian asetil sebagian sudah diuraikan pada jalur mukosa. Dalam
hati, setelah dihidrolisis ester lebih lanjut, terbentuk ester glukuronida dan
eter glukuronida serta glisinat (asam salisilurat) dari asam salisilat. Hanya
sebagian kecil yang dioksidasi menjadi asam gentisinat (Mustchler, 1991).
Pada pemberian asam asetil salisilat bersama-sama
dengan anti koagulan dan glukokortiroid, bahaya perdarahan pada saluran cerna
dipertinggi. Selanjutnya asam asetil salisilat menaikkan kerja hipoglikemik,
golongan sulfonylurea dan toksisitas metotreksat. Di samping itu senyawa ini
mengurangi kerja diuretic dari diuretika jerat henle akibat penghambatan
sintesis prostaglandin, serta mengurangi efek urikosurika karena persaingan
terhadap pembawa asam pada alat tubuli ginjal (Mustchler, 1991).
Walaupun asam salisilat memiliki banyak kegunaan,
namun ada efek samping yang tidak disukai yaitu menyebabkan iritasi pada
lambung. Penelitian dilakukan untuk menetralisir keasaman asam salisilat dengan
natrium, dan dengan mengkombinasikan natrium salisilat dan asetil klorida,
namun usaha ini masih belum berhasil. Baru pada tahun 1899, ilmuwan yang
bekerja pada Bayer, Felix Hoffman berhasil menemukan asam asetilsalisilat yang
lebih ramah ke lambung. Kemudian produk ini diberi nama aspirin, a- dari gugus
asetil, -spir- dari nama bunga spiraea , dan –in merupakan akhiran untuk obat
pada waktu itu (Tjay, 2002).
Uraian Bahan à sifat fisik
·
Aspirin
Rumus
molekul : C9H8O4
Massa molekul :
180,2 gr/mol
Berat jenis :
1.40 g/cm³
Titik
didih : 140oC
Titik lebur :
138-140oC
Kelarutan
dalam air : 3 mg/mL
·
Asam Salisilat
Rumus molekul : C7H6O3
Massa molekul : 138,12 gr/mol
Berat jenis : 1,443 g/ml
Titik didih : 211 oC
Titik lebur : 159
oC
·
Asetat Anhidrida
Rumus molekul : (CH3CO)2O
Berat molekul : 102,09
gr/mol
Titik didih : 139,060C
Titik beku : -730C
Panas pembakaran : 431,9 kkal/mol
Tekanan kritis : 46.81 atm
Densitas : 1.08 g/ml
·
Asam Asetat
Rumus Molekul : H2SO4
Massa Molar : 98,08 g/mol
Densitas : 1,84 g/cm3
Titik didih : 340 oC
Viskositas : 26,7 cP
·
Besi(III)Klorida
Rumus molekul : FeCl3
Berat Molekul : 162,22 gr/mol
Densitas : 2,898 g/cm3
Titik didih : 315OC
Titik lebur : 282OC
IV. ALAT DAN BAHAN
A.
Alat
- Labu bulat
- Pipet tetes
- Gelas piala
- Batang pengaduk
- Gelas ukur
- Cawan kristaliisasi
- Spatula
- Pipet ukur
- Thermometer
- Corong
- Penangas air
B.
Bahan
- Asam salisilat
- H2SO4 pekat
- Asam Asetat
- Etanol
I V. PROSEDUR KERJA
1. Dimasukkan 5 gr asam salisilat dan 5 ml
asamasetat (Þ=1,05 g/ml) ke dalam labu bulat , kemudian ditambahkan 3 tetes H2SO4
pekat.Labu digoyangkan-goyngkan agar terjadi pencampuran yang baik.
2. Dipanaskan diatas penangas air pada suhu
50-60oC selama 15 menit disertai pengadukan
3. Campuran dibiarkan dingin , kemudian
ditambahkan 37,5 ml aquades lalu diaduk
4. Campuran disaring , Kristal yang terbentuk
direkristalisasi dengan etanol panas
5. Dituangkan larutan ke dalam 15 ml aquades
hangat
6. Setelah terbentuk kristal berupa
jarum-jarum halus , larutan disaring
7. Ditimbang kristal yang telah kering dan
tentukan titik lelehnya . titik leleh aspirin murni 136-137oC.
VI. HASIL
PENGAMATAN dan PEMBAHASAN
A. Hasil pengamatan
A. Hasil pengamatan
ü
Asam
salisilat = 2504,8 mg
ü
Kertas
saring kosong = 678,2 mg
ü
Asam sulfat
pekat = 3 tetes
ü
Aquades
= 37,5 ml
ü
Kertas
saring+kristalin = 3591,4 mg
ü
Kristalin
= 2913,2 mg à 2,9132 gr
Perhitungan secara teoritis
- Mol asam salisilat = massa as.salisilat/MR
as.salisilat
= 2,5048 gr/138 gr/mol
= 0,0181 mol
- Masa aspirin = mol as.salisilat X MR aspirin
= 0,0181 mol X
180 gr/mol
=3,258 gr
-
Rendemen = Massa aspirin yang diperoleh x 100%
Massa
aspirin teori
= 2,9132 / 3,258
= 89 , 41 %
B. Pembahasan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk melakukan
sintesis aspirin dari asam salisilat dan anhidrat asetat dengan metode
asetilasi. Aspirin merupukan turunan dari asetil salisilat yang sangat
berkhasiat, diantaranya berfungsi sebagai analgetik, antiseptic, penghambat
pembentukan hormon, agen peuretik, agen untuk mengatasi sindrom batter. Aspirin
dapat dihasilkan dengan menggunakan reaksi esterifikasi dengan metode
asetilasi. Pembuatan aspirin dimulai dari menimbang asam salisilat sebanyak 2,5048
gram , kemudian memasukkan asam salisilat tersebut ke dalam erlenmeyer 125 ml ;
menambahkan 5 ml asam asetat sambil dibilas ; menambahkan juga H2SO4
pekat sebanyak 3 tetes ke dalam erlenmeyer 125 ml yang telah diisi asam
salisilat 2,5048 gram, setelah itu erlenmeyer dipanaskan di atas pemanas
elektrik hingga 15 menit, lalu diangkat dan menambahkan 37,5 ml aquadest ;
menunggu kurang lebih selama 3 menit, setelah itu menambahkan lagi 15 ml
aquadest hangatke dalam erlenmeyer 125 ml ; menunggu hingga terbentuk kristral,
bila tidak mengkristal dapat dilakukan penggoresan dinding dengan batang
pengaduk ; bila sudah terbentuk kristal, menyaringsaring dengan kertas saring
yang dimasukkan ke dalam corong lalu dipisahkan. Setelah itu dilakukan
rekristalisasi ; membilas dengan 5 ml etanol ; menaruh hasil kristal ke dalam kertas
saring, sebelumnya kertas saring ditimbang terlebih dahulu untuk mengetahui
berat kosong kertas saring tersebut tersebut, lalu mengeringkan hasil kristal
dengan memasukkan kertas saring ke dalam oven 100oC, tunggu hingga
hasil kristal mongering ; ditimbang hasil pengeringan kristal aspirin tersebut
dengan timbangan elektrik untuk mengetahui hasil persen berat dari sintersis
aspirin.
Sintetis aspirin termasuk reaksi
esterifikasi. Asam salisilat dicampur dengan anhidrin asetat, menyebabkan
reaksi kimia yang mengubah grup alkanol asam salisilat menjadi grup asetil
(R-OH→R-OCOCH3). Proses ini menghasilkan
aspirin dan asam asetat, yang merupakan aspirin sampingan. Sejumlah kecil
asam sulfat umumnya digunakan sebagai katalis. Asam sulfat berfungsi sebagai
donor proton sehingga ikatan rangkap pada anhidrin asetat lebih mudah terbuka
lalu bergabung dengan asam salisilat yang kehilangan hidrogennya. Setelah
proses pengikatan selesai, ion SO42- kembali mengikat
proton H+ yang berlebih. Pada percobaan kali ini didapatkan aspirin
seberat 2,9132 gram yang berbeda sedikit dengan massa aspirin secara teoritis ,
massa aspirin secara teoritis adalah 3,258 gram dan rendemen yg dihasilkan
sebesar 89,41 %.. Jumlah ini menyatakan
perbandingan antara jumlah aspirin yang diperoleh dari percobaan dengan jumlah
aspirin yang seharusnya diperoleh secara teoritis. Ada dua penjelasan mengenai
ketidaksesuaian antara jumlah aspirin yang diperoleh dengan jumlah teoritis.
Pertama, secara teoritis, aspirin yang dimaksud adalah padatan aspirin
sedangkan aspirin yang diperoleh dari hasil percobaan adalah padatan aspirin
dan kemungkinan sisa asam salisilat yang tidak bereaksi. Kedua, jika memang
aspirin yang diperoleh dari percobaan adalah 100% aspirin, maka kesalahan
terdapat pada proses pengerjaan. Kemungkinan, ada aspirin yang terlarut pada
pelarut saat penyaringan pertama (sebelum rekristalisasi) sehingga mengurangi
jumlah aspirin yang diperoleh. Seperti disebutkan sebelumnya, aspirin sedikit
larut pada air dingin.
VII. KESIMPULAN
Dari
hasil percobaan diperoleh :
1.
Aspirin dengan massa 2,9132 gram
2.
Rendemen sebesar 89,41 %
3.
Penambahan asam sulfat sabagai katalis
sangat membantu dalam mempercepat reaksi
4. Aspirin
dapat terbentuk dengan mereaksikan asam asetat glacial dengan asam salisilat
dengan adanya asam sulfat pekat.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2012. Penuntun Praktikum Kimia Organik
Sintesis. Fakultas farmasi UMI :
Makassar.
Dirjen POM .1979. Farmakope Indonesia Edisi III.DepKes RI : Jakarta.
Dirjen
POM .1995. Farmakope Indonesia Edisi IV.DepKes RI : Jakarta.
Ganiswara. 1995. Farmaklogidan Terapi edisi ke IV.UI-Press : Jakarta.
George,S.Hammond. 1997. Kimia Organik. ITB. Bandung.
Mutschler,Ernst .1999.Dinamika Obat. ITB : Bandung.
Tjay, Tan Hoan. 2002. Obat – Obat Penting.PT Elex Media Komputindo Jakarta.
Casino V.L.P. Hotel - Mapyro
BalasHapusThe Casino V.L.P. Hotel is in 김제 출장마사지 the business area 거제 출장마사지 and 대구광역 출장마사지 is open daily 24 hours. The casino 경주 출장마사지 offers an ATM, and 오산 출장마사지 a sauna.