Selasa, 28 November 2013
I. Tujuan
1. Mengetahui teknik identifikasi senyawa aldehid dan
keton
2. Mempelajari sifat-sifat kimia aldehida dan keton
II. Dasar Teori
Aldehid
dan keton merupakan kelompok senyawa organik yang mengandung gugus karbonil (C
= O). Rumus umum struktur aldehid dan keton seperti tertulis dibawah ini dengan
R adalah alkyl atau aril
O
O
║
║
R-C-H
R-C-R
suatu aldehid
suatu
keton
(Fessenden dan
Fessenden, 1990).
Banyak
aldehid dan keton mempunyai bau khas yang membedakannya. Umumnya aldehid berbau
merangsang dan keton berbau harum. Misalnya, transinamaldehida adalah komponen
utama minyak kayu manis dan enantiomer–enantiomer karbon yang menimbulkan bau
jintan dan tumbuhan permen (Fessenden dan Fessenden, 1997).
Sifat
fisis dari aldehid dan keton, gugus karbonil terdiri dari sebuah atom karbon Sp2 yang
dihubungkan ke sebuah atom oksigen oleh sebuah ikatan sigma dan sebuah ikatan
pi. Ikatan–ikatan sigma gugus karbonil terletak dalam suatu bidang dengan sudut
ikatan kira-kira 120oC di sekitar karbon Sp2. Ikatan pi
yang menghubungkan C dan O terletak di atas dan di bawah bidang ikatan-ikatan
sigma tersebut. Gugus karbonil bersifat polar, dengan elektron-elektron dalam
ikatan sigma dan terutama elektron-elektron dalam ikatan pi, tertarik ke
oksigen yang lebih elektronegatif. Oksigen gugus karbonil mempunyai dua pasang
elektron menyendiri. Semua sifat-sifat struktural ini kedataran, ikatan pi,
polaritas dan adanya elektron menyendiri, mempengaruhi sifat dan kereaktifan
gugus karbonil (Fessenden dan Fessenden, 1990).
Aldehid
dan keton dapat membentuk ikatan hidrogen antar molekul, karena tidak ada gugus
hidroksil dan dengan demikian titik didihnya menjadi lebih rendah dari alkohol
padanannya. Tetapi aldehid dan keton tarik menarik melalui interaksi antara
polar-polar, sehingga titik didihnya menjadi lebih tinggi dibanding alkana
padanannya (Wilbraham, 1992).
Ciri
polar gugus karbonil memberikan petunjuk untuk mengerti sifat kimia senyawa
karbonil. Atom karbon gugus karbonil adalah ujung positif dipol dan atom
oksigen adalah ujung negatif. Nukleofil mengadisi pada atom karbon karbonil,
dan elektrofil mengadisi pada atom oksigen karbonil (Pine, 1988).
Formaldehida,
suatu gas tak berwarna, mudah larut dalam air. Larutan 40 % dalam air dinamakan
formalin, yang digunakan dalam pengawetan cairan dan jaringan. Formaldehida
juga digunakan dalam pembuatan resin sintetik. Polimer dari formaldehida, yang
disebut para formaldehida, juga digunakan sebagai antiseptic dan insektisida
(Petrucci, 1999).
Aldehid
dan keton dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air yang polar.
Anggota deret yang rendah, yaitu formaldehida, asetaldehida dan aseton yang
bersifat larut dalam air dalam segala perbandingan. Aldehida bersifat netral,
suku-suku dengan 4 karbon tak larut dalam HO berbau tajam dan enak, tetapi yang
mengandung 8-12 karbon dalam larutan encer baunya seperti bunga dan di dalam
industri wangi-wangian (Riawan, 1989).
Aldehid
dan keton bersifat netral. Siku-siku yang rendah larut dalam air dan pelarut
organik. Siku yang lebih dari 4c akan tidak larut dalam air. Aldehid-aldehid
yang rendah seperti formaldehida dan asetaldehida berbau tidak sedap dan
menyengat. Sedangkan aldehid yang berantai panjang dalam larutan encer baunya
seperti bunga (Riawan, 1989).
III. Metodelogi Percobaan
III. Metodelogi Percobaan
1.
Alat
a. Iodoform
·
Gelas Beaker
·
Kertas saring
·
Corong
·
Timbangan analitik
b. Tes Benedict
·
Pipet
·
Tabung Reaksi
·
Penanggas Air
·
Gelas Ukur
2.
Bahan
a. Iodoform
·
KI
·
NaOCl 5%
·
Aseton
·
Alkohol
b. Tes Benedict
·
Formaldehid
·
Benzaldehid
·
Benedict
IV. Prosedur Kerja
IV. Prosedur Kerja
A. Iodoform
1.
Dilarutkan
6 g KI dalam 100 ml air didalam gelas beaker, kemudian ditambahkan 2 ml aseton.
2.
Ditambahkan
pelan-pelan, sambil diaduk NaOCl 5% sampai terbentuk endapan iodoform.
3.
Didiamkan
campuran selama 10 menit, kemudian disaring. Kristal yang diperoleh dicuci 2-3
kali.
4.
Dilakukan rekristalisasi
dengan cra sbb :
Ditempatkan kristal didalam
beaker dan ditambahkan sedikit demi sedikit alkohol sambil di panaskan sampai
iodoform larut. Disaring larutan yang masih panas kedalam gelas beaker dan
didinginkan. Kristal yang terbentuk disaring dan dikeringkan. Ditimbang berat
kristal yang dihasilkan.
B.
Tes Benedict
1.
Ditempatkan
masing-masing 3 tetes formaldehida, benzaldehida, dan aseton ke dalam 3 tabung
reaksi yang bersih dan kering.
2.
Ditambahkan
2 ml (40 tetes) pereaksi benedict ke dalam setiap tabung reaksi.
3.
Dikocok
setiap tabung reaksi dan kemudian dipanaskan tabung reaksi ( di atas 90oC)
didalam beaker yang berisi air selama 10 menit.
4.
Didinginkan
tabung reaksi dan diamati yang terjadi.
C. Iodoform
V. Hasil Pengamatan
PERCOBAAN 1
Dari percobaan yang telah dilakukan yang berhasil membentuk
endapan cokelat hanya yang ditambahkan benzaldehida
PERCOBAAN 3
Tidak ada perubahan, benzaldehida ada dua fase dan harusnya
pada tabung reaksi yang berisi larutan gula terbentuk endapan Ag2O
merah bata.
PERCOBAAN 4
1,3 ml fehling A + 1,3ml fehling B
Dari campuran kedua larutan ini masing – masing ditambahkan
1.
Formaldehida (3 tetes)
tidak ada perubahan
2.
Aseton(3tetes) tidak ada
perubahan
3.
Benzaldehida (3tetes) warna
lebih tua, dan menimbulkan bau menyengat
4.
Glukosa (3tetes) terjadi
perubahan warna menjadi abu- abu kecokelatan
PERCOBAAN 5
Seharusnya pada tabung yang ditambahkan dengan benzaldehida terbentuk
enapan kuning tetapi yang terbentuk adalah gelembung gelembung kuning dalam
larutan bening.
VI. Pembahasan
Pada percobaan ini mengenai
identifikasi aldehida dan keton. Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari
sifat-sifat kimia aldehida dan keton, serta mempelajari tes
untuk membedakan aldehida dan keton. Untuk membedakannya, dilakukan uji
iodoform dan uji benedict.
Untuk percobaan yang pertama
dilakukan uji iodoform dengan menggunakan aseton dan sampel Kalium Iodida (KI). Pada aseton menghasilkan hasil yang negatif,
karena aseton bukan termasuk kedalam senyawa aldehid, tetapi merupakan
senyawa
keton.
Persamaan Reaksi pada Uji Iodoform:
CH3COCH3 + 3 NaOCl
+ 3 KI CH3COOK + CHI3 + 2 KOH
+ 3 NaCl
Uji
selanjutnya adalah tes benedict. Pada uji ini akan memberikan hasil positif apabila pada larutan terbentuk endapan berwarna merah bata. Di dalam uji benedict ini, sampel
yang digunakan adalah formaldehida, aseton, dan benzaldehida. Pada saat penambahan Formaldehida
+ benedict + pemanasan: larutan berwarna biru (tidak mengalami perubahan), untuk Benzaldehida
+
benedict + pemanasan:
larutan berwarna biru dan terbentuk 2 fase (berwarna biru (benedict) dan tidak
berwarna (benzaldehid) dan untuk Aseton
+
benedict + pemanasan:
larutan berwarna
biru (tidak mengalami perubahan)
Pada
formaldehid hasilnya
negatif,
tidak terbentuk endapan Cu2O warna
merah bata. Pada benzaldehida dan aseton tidak terbentuk endapan Cu2O,
hasilnya
negatif. Seharusnya
formaldehida hasilnya positif, terbentuk endapan merah bata. Namun dikarenakan suatu faktor yang tidak diketahui,
sehingga tidak terbentuk endapan merah bata.
Reaksi
Aldehid dengan Benedict
adalah:
Iodoform
merupakan salah satu halofrom yang berbentuk kristal bewarna kuning, dan
sedikit larut dalam air. Secara umum haloform dibuat dari suatu senyawa metil
keton/ metil aldehida atau dari senyawa yang bila teroksidasi menghasilkan
senyawa tersebut. Pada pencampuran KI, aseton dan NaOCl terbentuk metil keton/
metil aldehida.
Reaksi
iodoform yaitu suatu reaksi yang spesifik terhadap senyawayang mengandung gugus metil keton. Gugus metil
dari suatu metil keton diiodinasi dalam suasana basa sampai terbentuk Iodoform (CHI3) padat berwarna kuning.Gugus
metil keton yang dipakai dalam percobaan ini adalah aseton,yang akan
direaksikan dengan iodium suasana basa menghasilkan Iodoform. Dan selanjutnya dilakukan proses rekristalisasi. Penambahan NaOCl harus tepat karena jika
terlalu sedikit, suasananya menjadi kurang basa dan akibatnya kristal yang
terbentuk sedikit. Sedangkan jika terlalu banyak atau berlebih iodoform dapat larut dalam NaOCl.
Rekristalisasi adalah pemurnian zat padat dimana dalam
keadaan panas larut dalam suatu pelarut tertentu, tetapi dalam keadaan dingin
atau pada suhu kamar, zat atau kristalnya akan terjadi. Cara rekristalisasi
dengan memanaskan pelarut tertentu yang sesuai (dalam hal ini alkohol
panas). Alkohol ± 50 ml dipanaskan
di atas hot plate. Dimasukkan kristal iodoform yang sudah disaring tersebutke
dalam erlenmeyer, yang kemudian dilarutkan ke dalam alkohol panas.
Alkohol panas tersebut dimasukkan ke dalam beaker lain
yang sudah berisi kristal iodoform, penambahannya dilakukan sedikit demi
sedikitsampai kristal iodoformnya tepat larut. Jika alkohol ditambahkan
berlebih maka kristal iodoform yang larut saat panas nantinya akan sulit
mengendap atau mengkristal kembali.Setelah itu dinginkan, lalu menambahkan air
dan segera disaringdengan corong. Hasil kristalnya yang terbentuk dikeringkan,
setelah kering hasilnya ditimbang. Diperoleh berat kristal iodoform sebesar
0,23 gram.
Pada uji benedict ini
bertujuan untuk mengetahui reaksi pada aldehid dan keton dengan direaksikan
dengan benedict. Larutan yang akan di uji dengan benedict adalah formaldehid,
aseton dan benzaldehida.
Langkah pertama yang dilakukan
adalah menyiapkan 3 buah tabung reaksi masing-masing diisi 5 ml benedict
berwarna biru, kemudian pada masing-masing tabung ditambahkan formaldehida,
aseton dan benzaldehida. Kemudian ditempatkan dalam penangas air yang bertujuan
untuk mempercepat terjadinya reaksi. Hasil yang diperoleh adalah formaldehid
bereaksi dengan benedict dengan bercampurnya larutan tersebut dan terbentuk
endapan putih kabut, pada benzaldehid pun terjadi hal yang sama tetapi masih
sedikit kurang bercampurnya antara benedict dengan benzaldehid, sedangkan pada
aseton tidak terjadi perubahan/ reaksi hal ini dikarenakan Reagen benedict
mengandung ion Cu2+ yang bersifat oksidator lemah, ion tersebut
dapat mengoksidasi gugus aldehid saja tetapi tidak dapat mengoksidasi gugus keton
seperti halnya reagen Tollens.
Pengujian
reaksi formaldehid, aseton dan benzaldehid dengan reagen benedict, reagen
benedict mengandung ion Cu2+ yang bersifat oksidator lemah, ion
tersebut dapat mengoksidasi gugus aldehid saja tetapi tidak dapat mengoksidasi
gugus keton.
Aldehid dan
keton dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air yang polar. Anggota
deret yang rendah, yaitu formaldehida, asetaldehida dan aseton yang bersifat
larut dalam air dalam segala perbandingan. Aldehida bersifat netral, suku-suku
dengan 4 karbon tak larut dalam HO berbau tajam dan enak, tetapi yang
mengandung 8-12 karbon dalam larutan encer baunya seperti bunga dan di dalam
industri wangi-wangian.
VII. Kesimpulan
- Untuk identifikasi senyawa aldehid dan keton dapat dilakukan dengan tes iodoform dan test benedict.
- Tes iodoform spesifik untuk menguji keton.
- Tes benedict tidak positif untuk senyawa aromatik.
VIII. Daftar Pustaka
Hart,
Harold, dkk. 2003.
Kimia
Organik.
Jakarta :
Erlangga
Nurbayti,
Siti, M.Si. 2006. Petunjuk
Praktikum
Kimia Organik 1. Jakarta : UIN Syarif Hidayullah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar