Rabu, 30 Oktober 2013

Uji Kelarutan Senyawa Organik



        I.       I. TUJUAN
          Menguji kelarutan beberapa senyawa organic serta mampu menentukan sifat suatu senyawa (basa kuat, asam kuat, asam lemah, atau zat netral)
      II. LANDASAN TEORI
Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon. Studi mengenai senyawaan organik disebut kimia organik. Di antara beberapa golongan senyawaan organik adalah senyawa alifatik, rantai karbon yang dapat diubah gugus fungsinya; hidrokarbon aromatik, senyawaan yang mengandung paling tidak satu cincin benzena; senyawa heterosiklik yang mencakup atom-atom nonkarbon dalam struktur cincinnya; dan polimer, molekul rantai panjang gugus berulang (Siregar, 2012).
Senyawa organik hanya mengandung atom hydrogen dan karbon yang disebut hidrokarbon. Hidrokarbon dapat dikelompokan sebagai berikut :


Sifat fisik yang dimiliki hidrokarbon disebabkan oleh sifat non polar dari senyawa tersebut. Umumnya hidrokarbon tidak dapat bercampur dengan pelarut polar seperti air dan etanol. Sebaliknya, hidrokarbon dapat bercampur dengan pelarut yang relative non polar seperti karbon tetraklorida (CCl4) atau diklorometana (CH2Cl2). Reaktivitas kimia senyawa hidrokarbon ditentukan oleh jenis ikatannya. Hidrokarbon jenuh (alkana) tidak resktif terhadap sebagian besar pereaksi. Hidrokarbon tak jenuh (alkena dan alkuna), dapat mengalami reaksi adisi pada ikatan rangkap dua atau rangkap tiganya. Senyawa aromatic biasanya mengalami reaksi substitusi.
Kelarutan adalah kadar jenuh solute dalam sejumlah solven pada suhu tertentu yang menunjukkan bahwa interaksi spontan satu atau lebih solute atau solven telah terjadi dan membentuk dispersi molekuler yang homogeni. Kelarutan suatu zat (solute) dalam solven tertentu digambarkan sebagai like dissolves like senyawa atau zat yang strukturnya menyerupai akan saling melarutkan, yang penjabarannya didasarkan atas polaritas antara solven dan solute yang dinyatakan dengan tetapan dielektrikum, atau momen dipole, ikatan hydrogen, ikatan van der waals (London) atau ikatan elektrostatik yang lain (Anonim, 2012).
Kelarutan sebagian besar disebabkan oleh polaritas dari pelarut, yaitu dari momen dipolnya. Namun Hildebrand membukti bahwa pertimbangan tentang dipol momen saja tidak cukup untuk menerangkan kelarutan zat polar dalam air. Kemampuan zat terlarut membentuk ikatan hidrogen lebih merupakan faktor yang jauh lebih berpengaruh dibandingkan dengan polaritas. Air melarutkan fenol, alkohol, aldehida, keton, dll yang mengandung oksigen dan nitrogen yang dapat membentuk ikatan hidrogen dalam air. Pelarut non polar tidak dapat mengurangi gaya tarik-menarik antara ion-ion elektrolit kuat dan lemah, karena tetapan dielektrik pelarut yang rendah. Pelarut juga tidak dapat memecahkan ikatan kovalen dan elektrolit yang berionisasi lemah karena pelarut non polar termasuk dalam golongan pelarut aprotik dan tidak dapat membentuk jembatan hidrogen dengan non elektrolit. Oleh karena itu zat terlarut ionik dan polar tidak larut atau hanya dapat larut sedikit dalam pelarut nonpolar. Maka, minyak dan lemak larut dalam benzen, tetrakloroda dan minyak mineral. Alkaloida basa dan asam lemak larut dalam pelarut nonpolar (Martin, 1993).
Etanol merupakan zat cair, tidak berwarna, berbau spesifik, mudah terbakar dan menguap, dapat bercampur dalam air dengan segala perbandingan. Secara garis besar penggunaan etanol adalah sebagai pelarut untuk zat organik maupun anorganik, bahan dasar industri asam cuka, ester, spirtus, asetaldehid, antiseptik dan sebagai bahan baku pembuatan eter danetil ester (Wiratmaja, 2011). Heksana adalah sebuah senyawa hidrokarbon alkana dengan rumus kimia C6H14 . Awalan heks- merujuk pada enam karbon atom yang terdapat pada heksana dan akhiran -ana berasal dari alkana, yang merujuk pada ikatan tunggal yang menghubungkan atom-atom karbon tersebut. Dalam keadaan standar senyawa ini merupakan cairan tak berwarna yang tidak larut dalam air (Munawaroh, 2010).
Bahan yang bersifat polar terdiri dari bahan yang bersifat ionik atau kovalen. Untuk yang non polar umumnya adalah bersifat kovalen. Berdasarkan polaritas ini maka pelarut-pelarut yang ada di alam juga dapat digolongkan. Hal ini dapat membantu pemilihan jenis pelarut yang akan digunakan saat akan melarutkan bahan. Pada bagian berikut disajikan tabel polaritas berbagai jenis pelarut yang sering digunakan di laboratorium (Iqmal, 2012).
Ikatan hidrogen dapat membentuk fase baru dan menghasilkan suatu senyawa baru dalam ikatannya dengan atom lain seperti atom C, N, O, maupun ikatannya dengan atom hidrogen sendiri, antara lain dalam pembentukan benzena, air(es), amoniak dan lain-lain. Pada ikatan hidrogen tersebut terdapat karakteristik proton penyusun atomnya, yaitu gerakan-gerakan dinamis proton dalam ikatan tersebut dapat dipelajari dengan mengkaji persamaan gerak proton dalam ikatan sehingga dapat diketahui perilaku proton dalam keadaan tertentu. Ikatan hidrogen dalam molekul H2O merupakan ikatan kovalen, kajian kepadanya diperlukan untuk mengetahui bagaimana keadaan ideal dari molekul tersebut (Kurniawan, 2005).
           III. ALAT DAN BAHAN
Alat 
a)    Tabung reaksi
b)    Rak tabung
c)    Pipet tetes
d)    Spatula
        Bahan
a)    NaOH 5%
b)    HCl 5%
c)    NaHCO3 5%
d)    H2SOpekat
e)    Zat unknow
         IV. CARA KERJA











V. HASIL PENGAMATAN
Nama senyawa
  Kelarutan dengan air


Larut
Tidak larut
Isopropyl
ya

Heksana

Ya
Aseton
ya

Formaldehida
ya

Dietil-eter
ya

Fenol
ya

Etilen diamin
ya

Toluene

ya



Nama senyawa
  Warna yang terbentuk pada
kertas lakmus

Lakmus merah
Lakmus biru
Isopropyl
Merah
biru
Aseton
Merah
merah
Formaldehida
merah
merah
Dietil-eter
merah
merah
Fenol
merah
biru
Etilen diamin
biru
biru



Heksana + NaOH 5% tidak larut dan ditambahkan HCl 5% larut (basa)

Toluene tidak larut denagn semua pereaksi 

VI.PEMBAHASAN

Kelarutan merupakan kemampuan suatu zat untuk dapat bercampur dengan zat lain secara sempurna. Dapat disebut larutan bila zat terlarut dan pelarut berada dalam fase yang sama. Ini disebut campuran homogen .Tetapi suatu pelarut tertentu dicampur dan kemudian membentuk 2 lapisan, maka campuran ini disebut campuran heterogen. Dalam percobaan ini akan disinggung mengenai kelarutan senyawa-senyawa organic dalam beberapa pereaksi/pelarut. Pada percobaan kali ini, beberapa senyawa yang diuji kelarutannya adalah heksana, isopropanol, etoksietana, propanon/aseton, formal dehid/metanal, fenol, toluene dan etilendiamina. Yang pertama diuji kelarutannya ialah heksana, dicampurkan dengan air dan terlihat ada 2 fase.Di bagian atas terdapat heksana dan di bagian bawah terdapat pelarut air. Hal ini terjadi karena beda kepolarannya. Air merupakan senyawa polar sedangkan heksana merupakan senyawa nonpolar karena memiliki ikatan karbon yang cukup panjang. Perbedaan massa jenis yang cukup jauh antara heksana dengan air juga menjadi alas an mengapa kedua senyawa ini tak saling melarutkan. Massa jenis heksana lebih rendah dari pada massa jenis air. Setelah ditambahkan dengan air lalu diitambahkan dengan NaOH 5% dan hasilnya tetap tidak larut. Sedangkan ditambah HCl 5%, heksana bisa larut. Hal ini mungkin terjadi proses halogenasi alkane sehingga menjadi alkil halide. Isopropanol adalah senyawa yang mengandung gugus fungsi hidroksil.Isopropanol merupakan senyawa yang bersifat semi polar karena mudah larut dalam air.Ini disebut ‘like dissolve like’ yang artinya zat terlarut dan pelarut saling melarutkan hingga terbentuk campuran homogeny. Kepolaran dari isopropanol terletak pada gugus hidroksil yaitu ikatan atom O dengan H. Isopropanol bersifat netral karena tidak merubah warna lakmus merah/biru yang diteteskan isopropanol. Fenol juga masuk dalam golongan alcohol, tetapi alcohol aromatic karena terdapat gugus hidroksil yang terikat pada cincin fenil. Meski fenol memiliki keterbatasan kelarutan dalam air tetapi fenol masih bisa larut dalam air yang artinya senyawa ini masih tergolong polar dan air juga merupakan senyawa polar akibatnya bisa saling melarutkan. Fenol juga bersifat netral, hal ini ditunjukkan ketika fenol diteteskan kekertas lakmus merah/biru tidak merubah warna dari kertas tersebut. Aseton merupakan senyawa organic yang memiliki gugus fungsi alkanon/keton dimana satu atom karbon terikat dengan satu atom oksigen didalamnya. Bila aseton dilarutkan dalam air, senyawa ini dapat larut karena masih tergolong senyawa polar (tak terdapat rantai karbon panjang) dan air pun juga termasuk senyawa polar. Aseton bersifat sedikit asam. Ini ditunjukkan pada penetesan aseton terhadap kertas lakmus merah tak berubah warna sedangkan saat ditetesi ke kertas lakmus biru, warna kertas lakmus berubah menjadi merah. Formal dehid atau formalin merupakan suatu senyawa organic yang memiliki gugus fungsi –CHO termasuk golongan aldehid. Suatu aldehid seperti formalin ini mudah larut dalam air karena formal dehid bersifat polar, sama halnya dengan air. Kepolaran ditunjukkan adanya ikatan atom O dengan atom H .Formal dehid bersifat sedikit asam, sifat ini ditunjukkan pada penetesan formal dehid terhadap kertas lakmus merah/biru yang mana kertas lakmus merah tak berubah warna sedangkan kertas lakmus biru berubah warna menjadi merah.
Eter/alkoksi alkana merupakan golongan senyawa organic bergugus fungsi -O- .Dietileter/etoksi etana pada percobaan dapat larut dalam air.Hl ini menunjukkan bahwa dietileter masih bersifat semipolar sehingga masih bisa larut didalam air yang sifatnya polar pula.Bila dietileter diteteskan ke kertas lakmus merah, kertas lakmus merah tidak mengalami perubahan warna, sedangkan bila ditetesi kekertas lakmus biru, maka warna kertas lakmus biru akan berubah menjadi merah. Hal ini mengindikasikan bahwa dietileter bersifat agak asam.Etilen diamina adalah suatu senyawa organic yang mengandung gugus fungsi –NH2 .Senyawa ini dapatlarut pula dalam air karena masih bersifat polar yang ditunjukkan dengan adanya ikatan hydrogen antara atom H dengan atom N pada senyawa. Jika etilen diamina diteteskan ke kertas lakmus biru, maka tidak terjadi perubahan warna pada kertas lakmus dan bila diteteskan ke kertas lakmus merah, akan berubah warna menjadi biru. Ini menunjukkan bahwa etilendiamina merupakan basa organic walaupun bukan tergolong sebagai basa kuat.Toluena merupakan suatu senyawa aromatic yang terdiri dari gugus metil yang terikat pada cincin fenil.Senyawa ini tak dapat larut didalam air karna beda kepolarannya dan terjadi 2 fase. Toluena berada diatas dan air berada dibawah dikarenakan massajenis toluene lebih kecil dari pada massa jenis air. Setelah mengetahui toluene tidak larutdalam air, maka dicoba untuk melarutkannya dalam NaOH 5% dan hasilnnya sama saja, toluene masih belum larut dalam air. Diuji lagi kelarutannya pada penambahan HCl 5% dan hasilnya juga nihil, toluene tak mampu larut.Hal inidikarenakan toluene hanya terdiri dari rantai karbondan hydrogen yang bersiklik sehingga tak terdapat kepolaran didalamnya.Toluena hanya larut dalam senyawa yang nonpolar juga seperti heksana.Selain itu, toluene juga merupakan suatu senyawa inert aromatic yang artinya sukar bereaksi dengan zat lain.

VII.KESIMPULAN
dari percobaan ini dapat disimpulkan :
 heksana merupakan senyawa nonpolar karena memiliki ikatan karbon yang cukup panjang , ketika ditambah HCl 5%, heksana bisa larut. Hal ini mungkin terjadi proses halogenasi alkane sehingga menjadi alkil halide.
Isopropanol merupakan senyawa yang bersifat semi polar karena mudah larut dalam air.Isopropanol bersifat netral karena tidak merubah warna lakmus merah/biru yang diteteskan isopropanol.
Fenol juga masuk dalam golongan alcohol, tetapi alcohol aromatic karena terdapat gugus hidroksil yang terikat pada cincin fenil , fenol juga bersifat netral

VIII. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Penuntun Praktikum Farmasi Fisik I. Universitas Haluoleo. Kendari.
Dirjen POM.1972. Farmakope Indonesia.. Edisi Ke-I. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
 Iqmal. 2012. Kaidah Kelarutan Bahan. http://iqmal.staff.ugm.ac.id/?p=2425. Diakses 25 November 2012.
Kurniawan. Y., Muhammad. N. 2005. Studi Pemodelan Dinamika Proton Dalam Ikatan Hidrogen H2O Padatan Satu Dimensi. Jurnal Fisika. Vol.8, No.3.
 Lestari. A.P. 2009. Pengembangan Pertanian Berkelanjutan Melalui Subtitusi Pupuk Anorganik dengan Pupuk Organik. Jurnal Agronomi. Vol.13, No.1.
 Martin, Alfred.1993. Farmasi Fisik Dasar-Dasar Kimia Fisik Dalam Ilmu Farmasetik. Edisi Ketiga 1. UI Press. Jakarta.
Munawaroh. S., Prima.AH. 2010. Ekstraksi Minyak Daun Jeruk Purut (Citrus hystrix D.C.) Dengan Pelarut Etanol dan N-Heksana. Jurnal Kompetensi Teknik. Vol. 2. No.1. Hal : 73-78.
Siregar. 2012. Senyawa Organik dan Anorganik. http://chemicalregar.blogspot.com/2012/04/senyawa-organik-dan-anorganik.html. Diakses 17 November 2012.